Drama Populer: Cinta Yang Menemukan Rumahnya
Di antara tabir dunia nyata dan dunia roh, bersemi sebuah kisah. Kisah tentang AILSA, seorang gadis yang kematiannya di dunia manusia bukanlah akhir, melainkan awal. Ailsa terbangun di sebuah padang lavender abadi di dunia roh, tanpa ingatan masa lalu, hanya getar aneh dalam hatinya.
Lentera-lentera terapung menyala di sungai-sungai dunia roh, setiap cahayanya menyimpan bisikan nama-nama yang terlupakan. Bayangan di dinding gua menari dan berbicara, mengungkap fragmen-fragmen ingatan yang tersembunyi. Bulan, sang saksi bisu, tampak mengenali Ailsa, memanggil namanya dalam hembusan angin yang lembut.
Di dunia manusia, LIAN, seorang pemuda yang menyimpan kekuatan roh dalam dirinya, merasakan kehilangan yang aneh. Ia bermimpi tentang seorang gadis berambut legam yang wajahnya selalu buram. Ia tahu, dalam lubuk hatinya, bahwa gadis itu adalah kunci. Kunci untuk apa, ia belum tahu.
Pertemuan Ailsa dan Lian terjadi di perbatasan dua dunia, di sebuah jembatan yang terbuat dari kabut pagi. Pandangan mereka bertemu, dan seolah waktu berhenti. Ingatan Ailsa mulai kembali, seperti pecahan kaca yang menyusun kembali diri mereka sendiri. Ia ingat namanya, ingat cintanya pada Lian di kehidupan lampau, dan ingat pengkhianatan.
Ternyata, kematian Ailsa bukanlah kecelakaan. Ia dibunuh oleh seseorang yang sangat dekat dengannya, seseorang yang menginginkan kekuatan roh yang mengalir dalam darahnya. Pembunuh itu menggunakan sihir kuno untuk menjebak jiwa Ailsa di dunia roh, dengan harapan ia akan kehilangan ingatannya selamanya.
Lian, dengan kekuatan rohnya yang semakin besar, berusaha membebaskan Ailsa dari jebakan itu. Ia harus menghadapi bayangan masa lalu, melawan mantra kuno, dan berhadapan dengan pembunuh Ailsa yang ternyata adalah...kakaknya sendiri, KAI.
Kai terobsesi dengan kekuatan. Ia percaya bahwa dengan membunuh Ailsa dan menguasai darahnya, ia akan menjadi penguasa dunia manusia dan dunia roh. Namun, cinta Ailsa dan Lian terbukti lebih kuat dari sihir gelap Kai.
Di puncak pertarungan, Ailsa akhirnya ingat semuanya. Ia ingat cinta Kai padanya, cinta yang berubah menjadi obsesi dan kebencian karena ditolak. Yang mencintai bukan hanya Lian, tapi Kai juga mencintai, namun cintanya telah dibutakan oleh ambisi dan kekuasaan.
Pertanyaan besarnya adalah: Siapa yang benar-benar dicintai Ailsa? Dan siapa yang sebenarnya memanipulasi takdir mereka? Apakah takdir mereka benar-benar takdir, atau hanya permainan dari entitas yang lebih tinggi?
Pada akhirnya, Kai dikalahkan, bukan oleh kekuatan, melainkan oleh penyesalan. Ailsa memaafkannya, namun tak bisa lagi mencintainya. Ia memilih untuk kembali ke dunia manusia bersama Lian, membawa serta fragmen-fragmen dunia roh dalam hatinya.
Namun, satu pertanyaan tetap menggantung, seperti mantra yang belum selesai terucap:
"Siapa yang memetik bintang, jika bukan malam itu sendiri?"
You Might Also Like: 0895403292432 Distributor Kosmetik