Drama Abiss! Cinta Yang Terlambat Menyadari Luka
Cinta yang Terlambat Menyadari Luka
Embun pagi menggantung di kelopak bunga lili, persis seperti air mata yang bersembunyi di balik senyum Mei Lan. Lima tahun. Lima tahun ia hidup dalam kebohongan yang dibangun oleh Jian Yu, pria yang dicintainya lebih dari mentari mencintai bumi. Jian Yu, dengan tatapan teduhnya, dengan janji-janji yang terukir indah di langit malam, ternyata hanyalah bayangan yang menutupi luka menganga di hatinya.
Mei Lan, seorang seniman kaligrafi dengan jiwa yang lembut dan tinta yang menari-nari di atas kertas, hanyalah alat bagi Jian Yu. Alat untuk membalaskan dendam atas kematian kakaknya, yang konon disebabkan oleh keluarga Mei Lan. Ironi. Cinta seharusnya menyembuhkan, bukan menghancurkan.
Narasi ini mengalir pelan, seperti sungai yang berkelok menembus lembah sunyi. Setiap goresan kuas Mei Lan, setiap kata yang terucap dari bibir Jian Yu, mengandung racun yang perlahan meracuni jiwa mereka berdua. Jian Yu, dengan wajah tanpa dosa, mendekati Mei Lan, mengagumi karyanya, mencuri hatinya, dan MENCIPTAKAN ilusi bahagia yang rapuh.
Di sisi lain, Li Wei, sahabat Mei Lan sejak kecil, mencium aroma kebohongan yang menyelimuti Jian Yu. Li Wei, seorang detektif dengan mata setajam elang dan hati sekeras baja, mulai menggali kebenaran yang tersembunyi di balik senyum Jian Yu. Pencariannya membawanya pada jaringan konspirasi yang rumit, yang melibatkan masa lalu kelam dua keluarga yang saling berseteru.
Konflik semakin menekan. Mei Lan, yang semakin dalam mencintai Jian Yu, mulai merasakan keanehan dalam sikap pria itu. Jian Yu, di sisi lain, semakin tertekan dengan perannya sebagai PENIPU yang harus terus mempertahankan kebohongannya. Li Wei, dengan bukti-bukti yang semakin menguat, mencoba memperingatkan Mei Lan, namun terlambat.
Puncaknya tiba saat Jian Yu mengakui semuanya. Di bawah rembulan yang pucat, ia mengungkapkan dendamnya, kebohongannya, dan bagaimana ia telah menggunakan Mei Lan untuk menghancurkan keluarganya. Hati Mei Lan hancur berkeping-keping, seperti kaca yang terjatuh dari ketinggian.
Namun, di balik air mata dan kepedihan, muncul kekuatan yang tak terduga. Mei Lan, dengan tenang, menerima pengakuan Jian Yu. Ia membiarkan amarah dan kebencian menghantuinya sesaat. Lalu, ia tersenyum. Senyum yang DINGIN, senyum yang menyimpan perpisahan abadi.
Balas dendam Mei Lan tidak berupa teriakan atau kekerasan. Ia membiarkan Jian Yu hidup dengan penyesalan seumur hidup. Ia membiarkan Jian Yu menyaksikan bagaimana ia membangun kembali hidupnya, menjadi seniman yang lebih hebat, dan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya. Jian Yu, terkurung dalam penjara penyesalan, hanya bisa menyaksikan dari jauh, dengan hati yang hancur dan jiwa yang terkoyak. Ia kehilangan segalanya karena dendamnya sendiri. Sungguh tragis!
Di bawah pohon sakura yang bermekaran, Mei Lan menatap lukisan yang baru selesai ia buat. Lukisan itu menggambarkan seorang pria yang tersenyum, namun matanya kosong. Pria itu adalah Jian Yu. Mei Lan menutup matanya, lalu berbisik lirih, "Mungkin saja cinta kita, di kehidupan yang lain, akan bersemi tanpa noda."
You Might Also Like: 121 Kenapa Harus Pelembab Gel Ringan