Dracin Populer: Cinta Yang Menggigil Di Tengah Bara
Cinta yang Menggigil di Tengah Bara
Kabut tipis menyelimuti paviliun Danau Bulan, malam itu. Jemariku, yang gemetar, menari di atas senar guqin tua. Alunan Xiao Xiang Shui Yun, melodi sungai dan awan yang pedih, mengalun lirih, mencerminkan hatiku yang remuk.
Lima tahun. Lima tahun aku mencintai Wang Hao, pewaris tunggal keluarga Wang yang terhormat. Lima tahun aku memendam semua rahasia, semua pengkhianatan.
Aku melihatnya. Aku melihatnya bersama Lian Mei, gadis yang digadang-gadang menjadi permaisurinya kelak. Tawa mereka, di bawah pohon sakura yang bermekaran, menikamku lebih dalam dari pedang.
Namun, aku diam. Bukan karena aku lemah, bukan! Aku memiliki rahasia. Rahasia yang akan menghancurkan Wang Hao, menghancurkan seluruh Dinasti Wang. Rahasia tentang asal-usulnya yang sebenarnya.
Dulu, sebelum kematian ibunda Wang Hao, beliau menitipkan sebuah kotak giok kepadaku. Di dalamnya terdapat gulungan sutra yang mengungkap garis keturunan Wang Hao yang palsu. Ia bukan darah daging keluarga Wang. Ia hanyalah anak angkat, yang sengaja dipersiapkan untuk menggantikan pewaris yang sesungguhnya, putra haram Kaisar terdahulu!
Mengungkap rahasia ini sama dengan mengumumkan perang saudara. Aku memilih diam, menelan semua rasa sakit. Aku memilih balas dendam dalam diam.
Aku menjadi penasihat pribadi Kaisar, menggunakan kecerdasan dan pengetahuanku untuk secara halus mengarahkan kebijakan istana. Aku menanam bibit ketidakpercayaan di antara Wang Hao dan para jenderalnya. Aku merancang strategi yang membuat Lian Mei semakin membenci Wang Hao, karena ambisinya yang tak terpuaskan.
Waktu berjalan. Kabut pengkhianatan semakin tebal.
Suatu malam, aku menemukan surat tersembunyi di balik guqin kesayanganku. Surat itu ditulis oleh mendiang ibunda Wang Hao, ditujukan kepadaku.
"Xin Yue, jagalah Wang Hao. Meskipun ia bukan darah daging keluarga Wang, ia telah menjadi putraku. Lindungi dia dari takdir yang kejam."
Hatiku terhenyak. Ada rasa bersalah yang mencengkeram. Aku sudah terlanjur.
Perlahan, istana Wang Hao mulai runtuh. Para jenderalnya berkhianat. Lian Mei berbalik melawan Wang Hao, mengungkap semua kebusukan yang selama ini ia sembunyikan. Kekuasaan Wang Hao dicabut. Ia diasingkan.
Malam itu, aku menemui Wang Hao di tengah hujan yang deras. Wajahnya pucat, matanya kosong.
"Xin Yue… mengapa?" bisiknya, suaranya serak.
Aku hanya menatapnya, tak mampu berkata apa pun. Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintainya. Aku ingin mengatakan bahwa aku menyesal. Tapi, semua sudah terlambat.
Wang Hao diasingkan ke perbatasan utara, tempat yang dingin dan terpencil. Tak lama kemudian, kudengar kabar bahwa ia meninggal karena sakit.
Di paviliun Danau Bulan, aku kembali memainkan Xiao Xiang Shui Yun. Kali ini, melodi itu terasa lebih pedih, lebih penuh penyesalan.
Aku telah membalas dendam. Tapi, kemenangan ini terasa pahit. Aku telah menghancurkan hidup orang yang kucintai, demi melindungi rahasia yang seharusnya kubiarkan terkubur.
Takdir memang kejam. Ia sering kali memberikan apa yang kita inginkan, namun dengan harga yang terlalu mahal.
Dan sekarang, di tengah keheningan malam, aku menyadari bahwa rahasia yang kupendam ternyata lebih besar dari yang kubayangkan; gulungan sutra itu tidak hanya mengungkap asal-usul Wang Hao, tapi juga siapa sebenarnya ayah kandungku.
Dan ternyata, dialah Kaisar.
You Might Also Like: Kisah Populer Pelukan Yang Menyimpan